Bandara Dhoho Kediri resmi beroperasi sejak Oktober 2024. Bandara ini menjadi landmark baru untuk transportasi udara Jawa Timur. Keunikannya terletak pada skema pendanaan tanpa APBN, yang jarang diterapkan di Indonesia.

Pendanaan dan Inovasi Pembangunan Bandara

Pembangunan Bandara Dhoho menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited. Dana sebesar Rp 12 triliun berasal dari PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. Skema ini memungkinkan pembangunan mandiri tanpa bergantung pada anggaran negara.
Pendanaan inovatif ini membuka peluang baru untuk pengembangan infrastruktur di Indonesia. Banyak pihak mengapresiasi model ini sebagai solusi untuk mempercepat pembangunan.

Desain Arsitektur yang Menginspirasi Alam Sekitar

Bangunan bandara dirancang dengan konsep arsitektur yang terinspirasi oleh Gunung Wilis. Atap melengkung menyerupai siluet pegunungan sekitar Kediri. Desain ini tidak hanya estetis tetapi juga berfungsi melindungi terminal dari paparan sinar matahari langsung.
Penggunaan dinding kaca memungkinkan pencahayaan alami masuk, menjaga suhu di dalam tetap sejuk dan nyaman. Konsep ini menjadi contoh integrasi desain modern dan lingkungan.

Fasilitas Lengkap Bandara Dhoho

Landasan pacu sepanjang 3.300 meter memungkinkan pesawat berbadan lebar seperti Boeing B777-300ER mendarat dengan aman. Terminal penumpang mampu menampung hingga 1,5 juta penumpang per tahun. Fasilitas ini mendukung kelancaran operasional penerbangan domestik dan internasional.
Selain itu, Bandara Dhoho menyediakan fasilitas parkir luas dan akses transportasi umum yang terintegrasi. Hal ini memudahkan penumpang dalam mobilitas dan mempercepat layanan.

Dampak Ekonomi Positif untuk Wilayah Kediri

Bandara Dhoho diharapkan mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah Kediri dan sekitarnya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menekankan pentingnya bandara untuk akselerasi pembangunan.
Kehadiran bandara ini juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Investasi baru di sektor industri dan pariwisata diperkirakan akan meningkat pesat.

Peningkatan Konektivitas untuk Perjalanan Haji dan Umroh

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut Bandara Dhoho sebagai alternatif perjalanan Haji dan Umroh. Kedekatan lokasi dengan Kediri dan daerah sekitarnya membuatnya strategis untuk rute perjalanan ke Tanah Suci.
Bandara ini juga diharapkan menjadi hub penerbangan yang menghubungkan Jawa Timur dengan berbagai destinasi nasional dan internasional.

Tantangan dan Harapan dalam Pengembangan Bandara

Meski sudah beroperasi, Bandara Dhoho menghadapi tantangan terutama dari sisi infrastruktur pendukung. Akses jalan tol yang menghubungkan bandara dengan kota Kediri masih perlu ditingkatkan.
Pemerintah daerah diharapkan aktif mempromosikan bandara dan memperbaiki fasilitas transportasi penunjang agar layanan berjalan optimal. Keterlibatan masyarakat juga sangat penting untuk kesuksesan jangka panjang.

Potensi Menjadi Pusat Ekonomi Baru

Bandara Dhoho berpotensi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur bagian selatan. Pengembangan sektor pariwisata, perdagangan, dan industri dapat meningkat dengan dukungan infrastruktur transportasi udara.
Keberhasilan bandara ini akan menjadi model pembangunan bandara mandiri yang dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *