Pendahuluan
Krisis sampah tengah melanda Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang berdampak pada kondisi lingkungan dan kenyamanan warga. Sampah rumah tangga dan limbah terlihat menggunung di sepanjang trotoar dan kolong jalan utama di kawasan Ciputat, Serpong, Pamulang, dan sekitarnya, bahkan sampai memenuhi bahu jalan. Untuk meredam bau dan mengendalikan kondisi darurat ini, pemerintah setempat menutup tumpukan sampah dengan terpal dan melakukan penyemprotan antibau. CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia+1
Apa yang Terjadi di Tangsel?
Sejak beberapa hari terakhir, warga melihat tumpukan sampah menumpuk di trotoar, median jalan dan kolong flyover di beberapa titik seperti Jalan Raya Serpong, kolong Flyover Ciputat, Jalan Djuanda, Dewi Sartika, hingga RE Martadinata. Sampah ini berasal dari penutupan sementara fasilitas utama Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang yang mengalami penataan ulang konstruksi dan longsor. CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia
Akibatnya, mobilitas truk pengangkut sampah terhambat karena TPA tidak bisa menerima muatan baru, sehingga sampah menumpuk di titik pengumpulan sementara di berbagai lokasi perkotaan. Warga pun terpaksa harus melihat sampah menumpuk di area publik serta mencium aroma kurang sedap yang menyengat. detiknews
Langkah Darurat Pemerintah
Pemerintah Kota Tangsel melakukan beberapa langkah penanganan sementara, antara lain:
1. Menutup Tumpukan Sampah dengan Terpal
Tumpukan sampah yang sudah mencapai ketinggian tertentu ditutup dengan terpal besar sebagai upaya mengurangi bau dan pencemaran visual, sekaligus menekan jumlah sampah yang semakin bertambah di ruang publik. Penyemprotan cairan antibau juga dilakukan untuk meredam aroma kurang sedap. Harian Massa – Penting dan Terpercaya
2. Penyemprotan Cairan Antibau
Selain menutup sampah dengan terpal, petugas juga menyemprotkan cairan antibau untuk mengurangi bau busuk yang mengganggu warga dan pengguna jalan. Harian Massa – Penting dan Terpercaya
Langkah‑langkah ini dilakukan sebagai tindakan sementara sambil mencari solusi jangka menengah dan panjang terhadap krisis persampahan di kota itu.
Penyebab Krisis
Penyebab utama krisis sampah ini adalah penutupan sementara TPA Cipeucang yang sedang menjalani perbaikan konstruksi dan penataan ulang timbunan sampah untuk membuat sistem pengelolaan yang lebih baik. Tanpa tempat pembuangan akhir yang aktif, hasil angkutan sampah dari rumah tangga dan kawasan warga tidak dapat langsung dibuang sehingga berakibat menumpuk di titik‑titik strategis. CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia
Selain itu, sebagian sampah juga berasal dari pembuangan ilegal dan menumpuk di luar sistem pengangkutan resmi karena warga atau pengangkut mencari tempat pembuangan sementara yang lebih mudah diakses. CNA.id: Berita Indonesia, Asia dan Dunia
Dampak terhadap Warga
Krisis ini berdampak langsung bagi kehidupan masyarakat Tangsel:
1. Bau Menyengat & Lingkungan Tidak Sehat
Warga melaporkan adanya bau busuk yang terus menyengat terutama saat cuaca panas atau hujan turun. Hal ini tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga menjadi potensi gangguan kesehatan seperti iritasi pernapasan. detiknews
2. Gangguan Aktivitas Sosial & Ekonomi
Beberapa pelaku usaha kecil, seperti warung makan atau kedai kopi, mengalami penurunan pengunjung karena lokasi mereka terpapar bau sampah dan pemandangan yang tidak bersih. detiknews
3. Risiko Kesehatan
Selain bau, banyak sampah yang terlihat bercampur dengan limbah rumah tangga dan potongan barang besar seperti potongan kayu atau kasur, yang meningkatkan potensi bahaya kesehatan dan sanitasi publik. detiknews
Solusi dan Upaya Pengelolaan Sampah Jangka Panjang
Pemerintah Tangsel juga tengah merencanakan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis ini:
1. Penataan Sistem di TPA Cipeucang
Penataan ulang di TPA Cipeucang merupakan upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan sampah yang lebih layak dan ramah lingkungan sehingga dapat menerima muatan lagi setelah proses selesai. Harian Massa – Penting dan Terpercaya
2. Kerja Sama Antar Daerah untuk Pengolahan Sampah
Pemkot Tangsel sedang menindaklanjuti kerja sama dengan daerah lain untuk sementara membuang sampah ke fasilitas lain sehingga beban pengelolaan lokal bisa berkurang saat TPA belum beroperasi normal. Jawa Pos Tangsel
3. Proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL)
Untuk masa depan, Tangsel juga menyiapkan proyek Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang direncanakan mulai beroperasi sekitar tahun 2028–2029, yang akan mengubah sampah menjadi energi listrik dan mengurangi volumenya secara signifikan. Jawa Pos Tangsel
