Terowongan Selili adalah proyek terowongan pertama di Kalimantan Timur.
Terletak di Samarinda, menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap.
Panjang total terowongan sekitar 690 meter termasuk inlet dan outlet.
Proyek ini bertujuan mengurai kemacetan serta memperlancar arus lalu lintas.
Konsep dan Tujuan Terowongan Selili
Terowongan ini didesain dengan dua lajur satu arah.
Fungsi utama adalah mengurangi kemacetan di kawasan Gunung Manggah dan Jalan Otto Iskandar Dinata.
Proyek juga mendukung konektivitas kawasan menuju Ibu Kota Nusantara.
Terowongan ini diharapkan mempercepat mobilitas dan menambah nilai ekonomi daerah.
Metode Konstruksi dan Pelaksanaan
Pembangunan terowongan menggunakan metode NATM (New Austrian Tunneling Method).
Metode ini efektif untuk pengerjaan terowongan di area dengan kondisi geologi kompleks.
Proyek dikerjakan oleh PT PP (Persero) Tbk menggunakan dana APBD Samarinda.
Nilai proyek diperkirakan mencapai Rp395 miliar, termasuk fasilitas jalan penghubung.
Progres Pembangunan Terowongan
Hingga awal tahun 2025, progres proyek mencapai sekitar 86 persen.
Target penyelesaian dan uji coba operasional dijadwalkan Mei hingga Juni 2025.
Pemerintah berharap terowongan dapat segera beroperasi secara optimal.
Wapres Republik Indonesia mengunjungi lokasi dan meminta percepatan proyek.
Dampak Positif Terowongan Selili bagi Kota Samarinda
Terowongan akan meredakan kemacetan yang sering terjadi di Jalan Otto Iskandar Dinata.
Masyarakat lokal dapat menikmati akses lebih cepat ke pusat kota.
Akses ke jalan tol dan jalur transportasi utama juga lebih mudah dan efisien.
Terowongan diharapkan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup warga.
Rencana Pelebaran Jalan Pendukung
Setelah terowongan selesai, Pemkot Samarinda merencanakan pelebaran Jalan Sultan Alimuddin.
Langkah ini untuk mengakomodasi peningkatan volume kendaraan pascaoperasional terowongan.
Pelebaran jalan juga mendapat dukungan anggaran dari pemerintah pusat.
Rencana ini menjadi bagian integrasi jaringan transportasi kota.
Inspeksi dan Kesiapan Operasional
DPRD Samarinda akan melakukan inspeksi menyeluruh sebelum pembukaan umum.
Fokus inspeksi adalah memastikan standar keselamatan dan kelayakan teknis terjaga.
Uji coba dilakukan secara bertahap untuk menjamin kelancaran dan keamanan lalu lintas.
Pemerintah daerah dan kontraktor bekerjasama memastikan hasil optimal.
Tantangan Teknis dan Mitigasi Longsor
Pada Mei 2025, terjadi longsor ringan di inlet terowongan akibat hujan lebat.
Meski begitu, struktur utama tetap aman dan tidak terganggu.
Dinas PUPR Samarinda melakukan mitigasi menggunakan shotcrete dan rockbolt.
Langkah penguatan lereng dan stabilisasi tanah diterapkan segera.
Investigasi Geoteknik Lanjutan
Balai Geoteknik dilibatkan untuk menganalisis kondisi lereng dan talus deposit.
Hasil investigasi menjadi dasar perbaikan dan pemeliharaan jangka panjang.
Rencana mitigasi permanen tengah disusun dan akan dilaksanakan bertahap.
Langkah ini penting untuk menjamin keamanan terowongan dan pengguna.
Peran Strategis Terowongan Selili
Terowongan menjadi proyek ikonik dan strategis di Kalimantan Timur.
Mendukung pengembangan wilayah dan konektivitas antar kawasan.
Terowongan juga mendukung rencana Ibu Kota Nusantara dan proyek infrastruktur nasional.
Dengan teknologi modern, terowongan ini menjadi tonggak kemajuan daerah.
Sinergi Pemerintah dan Kontraktor
Proyek ini menunjukkan sinergi antara pemerintah daerah dan kontraktor pelaksana.
Koordinasi erat memastikan proyek berjalan sesuai jadwal dan standar kualitas.
Pemerintah pusat memberikan dukungan pendanaan dan pengawasan teknis.
Keterlibatan semua pihak penting untuk keberhasilan dan keberlanjutan proyek.
Kesimpulan
Terowongan Selili adalah tonggak penting bagi infrastruktur di Kalimantan Timur.
Pembangunan berjalan dengan progres signifikan dan target selesai Mei 2025.
Terowongan akan mengurai kemacetan dan meningkatkan konektivitas kota Samarinda.
Dengan mitigasi teknis yang tepat, terowongan siap beroperasi aman dan optimal.