Terowongan Selili Samarinda adalah proyek infrastruktur strategis pertama di Kalimantan Timur.
Proyek ini dibangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Samarinda.
Terowongan ini menghubungkan Jalan Sultan Alimuddin dan Jalan Kakap, jalur utama kawasan tersebut.
Proyek ini menjadi jalur alternatif menuju Pintu Tol Samarinda–Balikpapan melalui Gerbang Palaran.
Desain dan Teknologi Konstruksi Terowongan Selili
Metode Konstruksi New Austrian Tunneling Method (NATM)
Terowongan sepanjang 690 meter dibangun menggunakan metode New Austrian Tunneling Method (NATM).
Metode NATM memungkinkan pengerjaan terowongan lebih cepat dan aman pada kondisi geologi sulit.
Lebar terowongan mencapai 15 meter dan tinggi 15 meter sesuai standar jalan raya.
Konstruksi ini dimulai pada Januari 2023 dengan durasi pengerjaan sekitar 18 sampai 22 bulan.
Progres dan Estimasi Penyelesaian
Proyek ini bernilai sekitar Rp395,8 miliar, didanai sepenuhnya oleh APBD Kota Samarinda.
Per Februari 2025, progres konstruksi sudah mencapai 86,3 persen dan terus meningkat.
Target penyelesaian terowongan ini dijadwalkan pada April 2025 untuk operasional penuh.
Pembangunan ini menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam peningkatan infrastruktur.
Tujuan dan Manfaat Pembangunan Terowongan
Mengurangi Kemacetan di Kawasan Padat
Kawasan Gunung Manggah dan Sungai Dama sering mengalami kemacetan parah setiap hari.
Terowongan Selili hadir sebagai solusi untuk mengurangi volume kendaraan di jalan utama.
Dengan adanya terowongan, kendaraan dapat melewati jalur alternatif dengan waktu tempuh lebih singkat.
Mobilitas masyarakat dan distribusi barang akan semakin lancar dan efisien.
Meningkatkan Konektivitas Antar Wilayah
Terowongan ini meningkatkan konektivitas antar wilayah Samarinda dan akses tol Balikpapan.
Konektivitas yang baik membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan investasi.
Pemerintah pusat menilai proyek ini sebagai bagian penting penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya proyek ini untuk pemerataan pembangunan.
Tantangan Geologi dan Keselamatan Konstruksi Terowongan
Kondisi Geologi yang Menantang
Terowongan berada di Bukit Selili dengan kemiringan lebih dari 60 derajat.
Tanahnya terdiri dari batu pasir dan lempung yang rawan longsor terutama saat musim hujan.
Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam proses konstruksi terowongan tersebut.
Namun, uji laboratorium dan studi kelayakan telah dilakukan secara mendalam.
Upaya Mitigasi Risiko Longsor dan Kualitas Konstruksi
Pemerintah bekerja sama dengan kontraktor dan konsultan untuk memastikan keselamatan.
Langkah pengamanan seperti penyangga batu dan sistem drainase dibuat untuk mencegah longsor.
Koordinasi yang baik menjadi kunci utama keberhasilan proyek dan keselamatan pekerja.
Pengawasan kualitas juga dilakukan secara berkala selama proses pembangunan berlangsung.
Dukungan dan Harapan Pemerintah Daerah
Permohonan Dukungan Anggaran dari Pemerintah Pusat
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, mengajukan dukungan anggaran tambahan untuk proyek ini.
Dukungan ini difokuskan pada pelebaran jalan di sekitar terowongan agar akses lebih mudah.
Peningkatan akses akan meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengguna jalan.
Harapan pemerintah daerah agar proyek ini menjadi model pembangunan infrastruktur lain.
Komitmen Pemerintah dalam Pembangunan Berkelanjutan
Proyek ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah terhadap pembangunan berkelanjutan.
Terowongan Selili bukan hanya solusi transportasi, tapi juga alat penggerak ekonomi lokal.
Pembangunan infrastruktur yang merata mendorong kesejahteraan masyarakat Samarinda.
Kolaborasi semua pihak diharapkan mempercepat proses pembangunan dan operasional terowongan.
Prospek Terowongan Selili Pasca Penyelesaian
Solusi Transportasi Efektif di Samarinda
Setelah selesai, terowongan akan mengurangi kemacetan dan mempercepat waktu tempuh kendaraan.
Hal ini sangat membantu aktivitas warga dan distribusi logistik antar wilayah.
Terowongan juga diharapkan menjadi jalur utama baru bagi kendaraan menuju tol Balikpapan.
Transportasi yang lancar berdampak positif pada produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.
Dampak Positif pada Pertumbuhan Ekonomi
Konektivitas yang meningkat akan menarik investor dan pengusaha ke daerah sekitar.
Peluang usaha baru akan tumbuh, memberikan lapangan kerja dan pendapatan tambahan warga.
Infrastruktur ini menjadi fondasi penting pembangunan wilayah dan pemukiman baru.
Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan akan terwujud dengan dukungan fasilitas transportasi yang memadai.