Film Gowok: Kamasutra Jawa karya Hanung Bramantyo sukses menarik perhatian dunia internasional setelah tampil di International Film Festival Rotterdam (IFFR) pada awal 2025. Film ini diputar di kategori Big Screen Competition, yang mengapresiasi film-film berani dengan kualitas estetika tinggi. Berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai film ini.
Sinopsis Gowok: Kamasutra Jawa
Latar Belakang dan Tema Film
Gowok: Kamasutra Jawa berlatar belakang pada tahun 1955–1965, mengambil kisah tentang perempuan yang berprofesi sebagai “gowok”. Dalam budaya Jawa pada masa itu, seorang gowok mengajarkan keterampilan seksual kepada calon pengantin pria. Film ini berfokus pada bagaimana seksualitas dan peran perempuan dalam tradisi pernikahan dipahami dalam masyarakat Jawa.
Pengajaran dari Kitab-Kitab Kuno
Film ini mengacu pada kitab-kitab kuno seperti Centhini, Nitimani, dan Wulangreh, yang berisi ajaran tentang seni hubungan intim dalam pernikahan. Kitab-kitab ini menjadi sumber inspirasi utama dalam alur cerita, menggambarkan bagaimana budaya Jawa memandang seksualitas dalam konteks spiritual dan sosial.
Kontroversi dan Pendekatan Sensitif
Mengangkat Isu Sensitif dengan Estetika
Di Indonesia, tema tentang seksualitas dan tradisi seksual sering kali dianggap tabu. Namun, Gowok: Kamasutra Jawa menyajikan tema ini dengan pendekatan yang sensitif dan estetis. Hanung Bramantyo berusaha untuk menghindari kesan eksploitasi dan lebih fokus pada esensi cerita dan nilai-nilai budaya yang ingin disampaikan.
Respons Positif dari Penonton Internasional
Pendekatan film ini berhasil menarik perhatian penonton internasional. Mereka melihatnya sebagai karya yang berani dan penuh makna. Respons positif ini menjadi tanda bahwa film dengan tema kontroversial, jika disampaikan dengan tepat, dapat diterima dengan baik di berbagai belahan dunia.
Tanggapan Penonton di Festival Film Rotterdam
Sambutan Hangat dari Audiens Rotterdam
Di ajang Festival Film Internasional Rotterdam, Gowok: Kamasutra Jawa mendapatkan sambutan hangat dari penonton di Pathe, salah satu studio terbesar di Rotterdam. Penonton memberikan respons positif terhadap kualitas narasi dan produksi film ini. Keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa karya Indonesia mampu bersaing di panggung film internasional.
Reza Rahadian Mengungkapkan Rasa Bangga
Reza Rahadian, salah satu pemeran utama dalam film ini, mengungkapkan rasa bangga dan terima kasihnya atas sambutan luar biasa yang diberikan penonton. Ia menyatakan bahwa penonton internasional sangat mengapresiasi film yang mengangkat budaya Indonesia dengan cara yang jujur dan mendalam.
Film Ini Mewakili Budaya Indonesia di Dunia
Gowok: Kamasutra Jawa sebagai Representasi Budaya
Film ini tidak hanya sekadar karya seni, tetapi juga berfungsi sebagai representasi budaya Indonesia di dunia internasional. Lola Amaria, yang berperan dalam film ini, merasa bangga dapat mewakili budaya Indonesia. Ia menyebutkan bahwa tema film ini sangat universal dan relevan, meskipun tetap mempertahankan nilai budaya yang kaya dari Indonesia.
Memperkenalkan Budaya Indonesia Melalui Film
Salah satu tujuan utama Gowok: Kamasutra Jawa adalah untuk memperkenalkan budaya Indonesia yang sering kali dipandang secara stereotipikal di dunia internasional. Dengan menggali tema yang jarang diangkat, film ini memberikan pandangan yang lebih luas dan mendalam tentang masyarakat dan tradisi Indonesia, khususnya dalam konteks budaya Jawa.
Keberhasilan Film Indonesia di Panggung Internasional
Pencapaian Film Indonesia di Kancah Global
Keberhasilan Gowok: Kamasutra Jawa di Festival Film Internasional Rotterdam adalah bukti bahwa film Indonesia memiliki potensi besar untuk diterima di pasar global. Raam Punjabi, produser film ini, mengungkapkan rasa bangganya terhadap pencapaian film ini, yang mampu menembus batasan dan dikenali di kancah internasional.
Hanung Bramantyo: Karya Lokal yang Bisa Bersinar di Dunia
Sutradara Hanung Bramantyo merasa terharu dan bersyukur atas penerimaan film ini. Ia sempat merasa pesimis dengan respon yang akan diterima di luar negeri, tetapi melihat kesuksesan ini, ia semakin yakin bahwa film-film yang mengangkat kekayaan budaya lokal dapat diapresiasi di dunia internasional.
Kesimpulan
Gowok: Kamasutra Jawa Menjadi Bukti Kekuatan Film Indonesia
Gowok: Kamasutra Jawa adalah film yang tidak hanya berani mengangkat tema tabu, tetapi juga berhasil mengemasnya dalam bentuk yang estetis dan penuh makna. Keberhasilan film ini di Festival Film Internasional Rotterdam menunjukkan bahwa film Indonesia memiliki kualitas dan potensi untuk bersaing di dunia internasional.
Sebuah Inovasi dalam Perfilman Indonesia
Dengan keberhasilan ini, Gowok: Kamasutra Jawa menginspirasi sineas-sineas Indonesia untuk terus berinovasi dan menciptakan karya-karya yang dapat dikenal dan dihargai di panggung dunia. Keberhasilan film ini bukan hanya untuk industri film Indonesia, tetapi juga untuk mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada audiens internasional.