Pemerintah Indonesia sedang menginisiasi proyek besar revisi sejarah nasional. Proyek ini bertujuan menyusun ulang buku sejarah dalam 10 jilid. Targetnya selesai pada Agustus 2025 untuk memperingati 80 tahun kemerdekaan.
Tujuan dan Ruang Lingkup Proyek Revisi Sejarah
Proyek ini bertujuan memperbarui narasi sejarah Indonesia. Melibatkan lebih dari seratus sejarawan dari berbagai daerah.
Fokus Materi dalam 10 Jilid
Revisi mencakup periode dari prasejarah sampai era Reformasi 1998–2024. Setiap jilid membahas periode spesifik sesuai urutan kronologis.
Penyusunan oleh Para Ahli
Sebanyak 100-113 sejarawan diundang ikut menyusun materi. Mereka berasal dari berbagai kampus dan latar belakang keilmuan.
Kontroversi dan Kritik terhadap Revisi Sejarah
Meski proyek ini ambisius, muncul banyak kritik dari berbagai kalangan. Proses yang dianggap kurang transparan jadi sorotan utama.
Kritik dari Akademisi dan Aktivis
Sejarawan feminis dan institusi sejarah sosial menyayangkan minimnya konsultasi publik. Mereka khawatir narasi resmi terlalu bias.
Isu Penghilangan Peristiwa Penting
Beberapa jilid hanya sedikit membahas reformasi 1998 dan Tragedi 1965. Hal ini dinilai mengabaikan peran penting peristiwa tersebut.
Dampak Potensial terhadap Pemahaman Sejarah
Revisi sejarah nasional dapat membentuk ulang cara masyarakat memahami masa lalu. Namun risiko monopoli narasi sangat nyata.
Risiko Politisasi Sejarah
Ada kekhawatiran isi buku menjadi alat legitimasi politik tertentu. Narasi sejarah bisa dipengaruhi oleh kekuasaan saat ini.
Pentingnya Keterbukaan dan Inklusivitas
Para kritikus menekankan perlunya proses inklusif. Keterlibatan publik dan korban sejarah penting untuk menjaga objektivitas.
Sikap Pemerintah dan DPR tentang Proyek
Pemerintah dan DPR memberikan dukungan penuh pada proyek ini. Namun mereka juga menginginkan proses lebih transparan.
DPR Mendorong Uji Publik
Komisi X DPR meminta semua draft buku sejarah diuji publik. Ini untuk memastikan isi sesuai dengan fakta dan tidak bias.
Pemerintah Fokus pada Penyelesaian Tepat Waktu
Kementerian Kebudayaan menargetkan buku selesai menjelang Agustus 2025. Mereka ingin proyek ini menjadi tonggak sejarah baru.
Tantangan dan Peluang Proyek Revisi Sejarah
Penyusunan ulang sejarah nasional membawa tantangan besar. Namun proyek ini juga membuka peluang pembaruan narasi.
Tantangan dalam Mengakomodasi Beragam Sudut Pandang
Sejarah Indonesia kaya dan kompleks. Mengakomodasi semua perspektif memerlukan kerja sama luas dan debat terbuka.
Peluang untuk Memperkuat Identitas Nasional
Jika dilakukan dengan baik, revisi sejarah bisa memperkuat rasa nasionalisme. Menyatukan masyarakat lewat pemahaman yang lebih akurat.
Kesimpulan
Proyek revisi sejarah nasional Indonesia adalah langkah penting. Namun harus dijalankan secara transparan dan inklusif.
Keterlibatan publik dan para ahli dari berbagai disiplin sangat diperlukan. Agar narasi sejarah tetap objektif dan berimbang.